Untung Rugi Tarif Trump buat Ekonomi AS, Bulan Juni Raup Rp451,2 Triliun

16 hours ago 5

loading...

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump telah mengguncang sistem perdagangan global sejak kembali ke Gedung Putih lewat kebijakan tarif terbaru kepada lebih dari 90 negara. Foto/Dok

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump telah mengguncang sistem perdagangan global sejak kembali ke Gedung Putih. Pada 7 Agustus 2025, tarif Trump terbaru kepada lebih dari 90 negara resmi mulai berlaku.

Tarif resiprokal Trump ini berkisar dari 10% untuk Inggris hingga 41% yang menimpa Suriah, serta India mencapai 50%. Rata-rata tarif impor Amerika terhadap dunia luar menyentuh level tertinggi dalam hampir seratus tahun.

Baca Juga: Ancam Pembeli Minyak Rusia dengan Tarif Bakal Menyakiti Ekonomi Amerika

Beberapa komoditas dan barang secara khusus, termasuk mobil dan baja juga menjadi sasaran tarif signifikan oleh Washington. Tarif impor itu sendiri akhirnya harus dibayar mahal oleh perusahaan AS yang membawa barang ke negara tersebut dari luar negeri dan dampaknya dirasakan di Amerika dan ekonomi global dengan cara yang berbeda.

Tarif Bikin Pendapatan Pemerintah AS Meningkat

The Budget Lab di Universitas Yale memperkirakan bahwa per 7 Agustus 2025, tarif efektif rata-rata yang dikenakan oleh AS pada impor barang adalah 18,6%, atau menjadi yang tertinggi sejak 1933. Angka tersebut naik dari 2,4% pada 2024, sebelum Donald Trump kembali menjabat.

Peningkatan signifikan ini berarti pendapatan tarif pemerintah AS telah melonjak. Data resmi AS menunjukkan, bahwa pada bulan Juni 2025, pendapatan tarif mencapai USD28 miliar yang setara Rp451,2 Triliun (Kurs Rp16.116 per USD), tiga kali lipat dari pendapatan bulanan yang terlihat di 2024.

Sementara itu The Congressional Budget Office (CBO) selaku pengawas fiskal independen AS, memperkirakan pada bulan Juni bahwa peningkatan pendapatan tarif berdasarkan tarif baru AS yang diterapkan antara 6 Januari dan 13 Mei 2025, akan mengurangi pinjaman kumulatif pemerintah AS dalam 10 tahun hingga 2035 sebesar USD2,5 triliun.

Namun CBO juga menilai bahwa tarif tersebut akan mengecilkan ukuran ekonomi AS dibandingkan dengan kinerjanya, tanpa tarif tersebut. Mereka juga memperkirakan bahwa pendapatan tambahan yang dihasilkan dari tarif akan mengimbangi pendapatan yang hilang akibat pemotongan pajak pemerintahan Trump selama dekade berikutnya.

Melebarnya Defisit Perdagangan AS

Donald Trump melihat defisit perdagangan bilateral sebagai bukti bahwa negara lain memanfaatkan AS dengan menjual lebih banyak produk ke Amerika, dibandingkan yang mereka beli darinya. Salah satu alasan kebijakan tarif Trump adalah untuk mengatasi ketidakseimbangan itu dengan mengurangi impor dan memaksa negara lain untuk menurunkan hambatan mereka terhadap barang-barang AS.

Namun salah satu dampak mencolok dari perang dagang Donald Trump, sejauh ini adalah meningkatkan impor barang-barang AS. Hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan AS mengumpulkan pasokan terlebih dulu, sebelum tarif diterapkan untuk menghindari kewajiban membayar pajak tambahan.

Sedangkan ekspor AS hanya mengalami peningkatan yang kecil. Hasil bersihnya adalah bahwa defisit perdagangan AS telah melebar, bukan menurun. Defisit tersebut mencapai rekor USD162 miliar pada Maret 2025, sebelum turun kembali menjadi USD86 miliar pada bulan Juni.

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |