Jakarta -
Diabetes bukanlah penyakit orang tua. Salah satunya dialami oleh Reyna Paulina di Jakarta Barat, didiagnosis diabetes pada usia 32 tahun.
Melalui akun TikTok-nya, ia membagikan kisah awal mula bisa mengidap diabetes. Reyna mengaku dirinya seringkali minum minuman manis, seperti es kopi di depan kantornya setiap pagi.
Ia juga sering makan larut malam ditambah dengan minuman-minuman manis untuk pendamping. Tak jarang ia makan dalam porsi yang berlebihan.
"Kepala aku udah nggak ketolong sakitnya kayak udah migren banget dan akhirnya lagi ada alat tes gula darah, mamanya pacarku dan aku iseng ngecek ternyata sudah 200 lebih," kenangnya saat berbincang dengan detikcom beberapa waktu lalu.
Menyoal Diabetes Ringan
Sebenarnya, tidak ada istilah 'diabetes ringan' dalam dunia medis. Istilah diabetes ringan seringkali dikaitkan dengan kondisi pradiabetes, ketika kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tapi belum dianggap sebagai diabetes. Tanpa perubahan gaya hidup yang tepat, maka risiko munculnya diabetes tipe dua sangat besar.
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, pengidap pradiabetes dan diabetes bisa dibagi menjadi seperti ini:
Pradiabetes
- Kadar gula darah sewaktu di bawah 200 mg/dL.
- Kadar gula darah puasa di bawah 100-125 mg/dL.
- Kadar A1C di antara 5,7-6,4 persen.
Diabetes
- Kadar gula darah sewaktu di atas 200 mg/dL.
- Kadar gula darah puasa 126 mg/dL ke atas dalam 2 kali pemeriksaan.
- Kadar A1C 6,5 persen ke atas.
Gejala Diabetes Ringan
Dikutip dari Cleveland Clinic, umumnya kondisi pradiabetes tidak menunjukkan gejala apapun. Pemeriksaan secara langsung ke dokter diperlukan untuk mengetahui kadar gula darah sesungguhnya.
Dalam sebagian kecil kasus, orang yang mengalami pradiabetes mungkin akan mengalami:
1. Penggelapan Kulit
Penggelapan kulit atau acanthosis nigricans dapat menjadi salah satu gejala pradiabetes. Penggelapan ini biasanya terjadi di area-area lipatan kulit seperti ketiak, belakang leher, selangkangan, siku, dan lain-lain.
Kondisi ini terjadi ketika sel-sel kulit epidermis mulai berkembang dengan cepat. Pertumbuhan sel kulit atipikal ini seringkali dipicu oleh tingkat insulin yang terlalu tinggi dalam darah. Peningkatan melanin yang terlalu banyak menghasilkan bercak kulit yang lebih gelap dibanding area sekitarnya.
2. Tumbuhnya Daging atau Kutil
Sebuah studi di tahun 2007 menunjukkan adanya peningkatan risiko diabetes pada orang yang memiliki banyak kutil. Studi selanjutnya pada tahun 2015 mencapai kesimpulan yang sama, sehingga memperkuat hubungan tersebut.
Penyebab munculnya kutil pada pengidap pradiabetes atau diabetes masih belum jelas. Namun, ini diduga disebabkan oleh resistensi tubuh terhadap insulin. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi hal ini.
Orang dengan berat badan berlebih juga cenderung memiliki kutil, yang juga dikaitkan dengan faktor risiko diabetes.
3. Gangguan Penglihatan
Kondisi retinopati, kerusakan retina mata, sebenarnya lebih umum terjadi pada pengidap diabetes tipe dua. Tapi, studi menunjukkan 7 persen orang yang mengalami pradiabetes tipe dua sudah menunjukkan perubahan mikrovaskular di retina seperti pembuluh darah abnormal dan penipisan jaringan retina.
Retinopati terjadi ketika kadar gula darah memicu penyumbatan pembuluh darah kecil yang memberi nutrisi pada retina. Akibatnya mata berusaha menumbuhkan pembuluh darah baru, tapi tidak berkembang dan mudah bocor, hingga memicu gangguan penglihatan.
4. Sering Haus dan Buang Air Kecil
Jika gejala pradiabetes sudah berkembang jadi diabetes, maka gejala yang muncul selanjutnya adalah sering harus (polidipsia) dan sering kebelet buang air (poliuria). Lonjakan kadar gula darah yang tinggi memicu ginjal untuk mengeluarkan lebih banyak urine melalui buang air kecil.
Lalu, ketika tubuh kehilangan banyak cairan, otak akan merespons dengan memberi sinyal rasa haus.
5. Mudah Lapar
Gejala lanjutan pradiabetes yang sudah berkembang menjadi diabetes adalah mudah lapar (polifagia). Gejala ini muncul karena glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel untuk dijadikan energi akibat gangguan insulin.
Tubuh akhirnya kekurangan energi dan mengirimkan sinyal lapar. Meski sudah makan, biasanya rasa lapar akan tetap muncul.
Spesialis penyakit dalam dr Em Yunir, SpPD-KEMD menuturkan beberapa gejala diabetes lain yang nantinya bisa muncul seperti lemas, kaki kesemutan atau kebas, hingga hubungan seksual yang terganggu.
"Nah itu bisa menjadi salah satu bagian tambahan (gejala) penyakit (diabetes), apa gejala-gejala yang biasanya dikaitkan dengan karena gula darah udah kelamaan, udah kelamaan tinggi (kadarnya) tidak terkelola sama pasien yang diabetes, yang udah ketahuan, tapi nggak minum obat, nggak ngatur makan, dan sebagainya," kata dr Yunir.
(avk/tgm)