5 Risiko Kelahiran Caesar yang Jarang Dibahas

19 hours ago 2

Jakarta -

Caesar merupakan prosedur pembedahan, di mana bayi dilahirkan melalui sayatan di perut dan rahim. Dalam dunia medis modern, operasi caesar seringkali dianggap sebagai solusi cepat dan aman untuk proses persalinan yang rumit.

Seringkali, operasi caesar dipilih saat persalinan normal tidak memungkinkan dilakukan. Namun, di balik kemudahanya ada sejumlah risiko tinggi dari operasi caesar yang mungkin luput dari perhatian. Risiko ini bisa dialami oleh ibu ataupun bayi yang dilahirkan.

5 Risiko Kelahiran yang Lebih Tinggi dari Caesar tapi Jarang Dibahas

Dikutip dari laman National Health Service, operasi caesar bisa memberikan infeksi pada luka atau lapisan rahim. Tak hanya itu, ada juga beberapa risiko lebih besar dari operasi caesar yang mungkin jarang diketahui. Berikut di antaranya:

1. Perdarahan Berlebihan

Operasi caesar bisa menyebabkan pendarahan hebat setelah melahirkan. Dikutip dari laman Mayo Clinic, dalam kondisi ini, pasien mungkin memerlukan transfusi darah pada kasus yang parah.

2. Trombosis Vena Dalam (DVT)

Caesar juga bisa meningkatkan risiko terbentuknya gumpalan darah di dalam vena dalam, terutama di kaki atau panggul. Jika gumpalan darah mengalir ke paru-paru dan menyumbat aliran darah (emboli paru), kerusakannya bisa mengancam jiwa.

3. Kerusakan pada Kandung Kemih

Kerusakan pada kandung kemih atau saluran yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih bisa dialami ketika menjalani operasi caesar. Pasien yang mengalami kondisi ini mungkin memerlukan pembedahan lebih lanjut.

4. Peningkatan Risiko selama Kehamilan Berikutnya

Operasi caesar bisa meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan berikutnya dan operasi lainnya. Semakin banyak operasi caesar yang dilakukan, semakin tinggi risiko plasenta previa dan kondisi di mana plasenta menempel pada dinding rahim.

Operasi ini juga meningkatkan risiko robeknya rahim di sepanjang garis bekas luka saat mencoba melahirkan normal di kehamilan selanjutnya.

5. Masalah Pernapasan atau Luka pada Kulit Bayi

Bayi yang lahir melalui operasi caesar yang dijadwalkan lebih mungkin mengalami masalah pernapasan. Hal ini bisa membuat bayi bernapas terlalu cepat selama beberapa hari setelah lahir.

Selain itu, luka sayatan yang tidak disengaja bisa terjadi selama operasi. Meski demikian, hal ini jarang terjadi.

Mengapa Operasi Caesar Dilakukan?

Dokter mungkin merekomendasikan operasi caesar karena beberapa kondisi. Berikut di antaranya:

1. Distosia

Dikutip dari laman repository Universitas Andalas, distosia merupakan persalinan sulit yang ditandai oleh terlalu lambatnya kemajuan persalinan. Kondisi ini menjadi salah satu alasan paling umum untuk persalinan caesar.

2. Bayi dalam Keadaan Tertekan

Saat bayi dalam keadaan yang tertekan, operasi caesar mungkin dilakukan. Hal tersebut dikarenakan kekhawatiran akan perubahan detak jantung bayi.

3. Bayi Berada dalam Posisi yang Tidak Biasa

Operasi caesar dianggap menjadi cara yang paling aman untuk melahirkan bayi dengan kaki atau bokong yang memasuki jalan lahir terlebih dahulu (sungsang). Begitu pula dengan bayi yang sisi atau bahunya masuk terlebih dahulu (melintang).

4. Kehamilan Kembar

Wanita yang mengandung bayi kembar dua, kembar tiga atau lebih juga mungkin dilakukan tindakan caesar. Terutama, jika persalinan dimulai terlalu dini atau posisi kepala bayi tidak berada di bawah.

5. Ada Masalah dengan Plasenta

Dalam kasus tertentu, plasenta bisa menutupi pembukaan serviks. Hal ini membuat operasi caesar mungkin direkomendasikan.

6. Pernah Menjalani Operasi Caesar atau Operasi Lain pada Rahim

Seringkali, memungkinkan saja untuk melahirkan secara normal setelah operasi caesar. Namun, penyedia layanan kesehatan mungkin menyarankan operasi caesar.

Selain itu, kemungkinan beberapa ibu hamil meminta operasi caesar untuk menghindari komplikasi dari persalinan normal atau ingin merencanakan waktu persalinan. Kendati demikian, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, hal ini mungkin bukan menjadi pilihan yang baik bagi wanita yang berencana memiliki beberapa anak. Sebab, semakin banyak operasi caesar dilakukan, maka semakin ada risiko di kehamilan berikutnya.


(elk/elk)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |