Jakarta -
Jeroan adalah bagian organ bagian lain dari hewan selain otot, seperti hati, jantung, usus, lambung, hingga paru. Umumnya, jeroan yang dikonsumsi berasal dari sapi, kambing, ayam, dan domba.
Bagian organ dalam ini banyak disukai orang. Meski demikian, di balik kelezatannya, jeroan dikenal sebagai makanan tinggi kolesterol dan purin yang bisa memicu berbagai masalah kesehatan. Ketahui batas aman konsumsi jeroan berikut ini:
Batas Aman Konsumsi Jeroan
Dokter spesialis penyakit dalam, dr Rizka Novita Indriani, Sp.PD, menganjurkan untuk makan jeroan hanya dalam porsi yang kecil.
"Hitungannya porsi kecil ya. Boleh dikonsumsi 1-2 kali seminggu porsi kecil ya. Kalau angka gram pasti Saya belum pernah menemukan angkanya," kata dr Rizka kepada detikcom, Selasa (24/6/2025).
Senada dengan hal tersebut, dikutip dari laman Melrose Health, konsumsi jeroan 1-2 kali dalam seminggu bisa mencapai keseimbangan yang tepat, antara memperoleh manfaat dan menghindari konsumsi nutrisi berlebih, seperti vitamin A.
"Bagi kebanyakan orang, jeroan merupakan tambahan bergizi untuk diet jika dikonsumsi dalam jumlah sedang," kata ahli gizi Julia Zumpano, RD, LD, dikutip dari Cleveland Clinic.
Risiko Terlalu Banyak Konsumsi Jeroan
Jeroan kaya akan nutrisi seperti vitamin A, vitamin B12 dan folat, serta merupakan sumber zat besi dan protein yang sangat baik. Meski demikian, terlalu banyak mengonsumsinya bisa memberikan risiko kesehatan.
1. Meningkatkan Asam Urat
Menurut dokter spesialis penyakit dalam, dr Ray Rattu, SpPd, konsumsi jeroan yang berlebihan bisa memicu peningkatan kadar asam urat dalam tubuh. Jeroan mengandung protein dan purin yang tinggi.
"Asam urat atau uric acid itu adalah hasil metabolisme terhadap protein yang mengandung kadar purin yang tinggi, sehingga hasil metabolismenya berupa asam urat," ucapnya saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).
Saat dikonsumsi secara berlebihan, kadar asam urat meningkat drastis, baik pada orang dengan kadar yang normal maupun mereka yang memiliki riwayat asam urat tinggi.
"Yang normal bisa menjadi tinggi, yang sudah tinggi bisa makin tinggi sekali. Itu memang harus dihindari," tegasnya.
2. Meningkatkan Kolesterol
Jeroan juga mengandung kolesterol dan lemak jenuh tinggi yang bisa meningkatkan kadar kolesterol darah. Hal ini perlu diperhatikan oleh orang dengan kolesterol tinggi.
"Jika Anda memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti kolesterol tinggi, sebaiknya pilih daging berotot tanpa lemak," kata Zumpano.
3. Penyakit Hati Berlemak
Penelitian pada orang dewasa menunjukkan, konsumsi jeroan bisa sedikit meningkatkan risiko terkena penyakit hati berlemak atau fatty liver. Meski demikian, untuk mengonfirmasi temuan ini, para peneliti merekomendasikan untuk melakukan studi lebih lanjut.
4. Kelebihan Kadar Vitamin dan Mineral
Vitamin yang larut dalam air seperti riboflavin, niacin, dan B12, dan mineral seperti zat besi, seng, dan magnesium umumnya tidak berbahaya jika dikonsumsi berlebihan, karena kita mengeluarkan kelebihannya dari urin,
Namun, kebanyakan vitamin A bisa menyebabkan masalah, terutama bagi wanita hamil. Meski demikian, menurut ahli diet Maddie Pasquariello, RDN, kemungkinan kecil untuk mendapat terlalu banyak vitamin A hanya dari makanan.
"Kecuali jika Anda mengonsumsi hati sapi dalam jumlah yang sangat banyak sehingga Anda mungkin akan sakit sebelum mencapai kadar racun, kata Pasquariello, dikutip dari Woman Health.
Ciri-ciri Jeroan yang Baik dan Layak Konsumsi
Tak hanya soal porsi, sebelum mengonsumsi jeroan, penting untuk memastikan kualitasnya. Dikutip dar laman Kementerian Kesehatan, berikut ciri-ciri jeroan yang baik dan layak konsumsi.
1. Hati
- Berwarna coklat muda atau tua
- Kantung empedu besar
- Tidak ada cacing daun pada hati
- Tidak ada nanah pada hati
2. Jantung
- Diselaputi kantung tipis putih
3. Limpa
- Warnanya biru gelap keunguan dengan titik-titik putih dan seperti berserat
- Limpa sapi bentuknya seperti lidah sapi tetapi lebih tipis dan lunak
- Limpa kambing bentuknya membulat
- Selaput penutupnya keriput
- Posisinya melekat di sekitar babat
- Tepinya tidak tumpul
4. Paru
- Berwarna merah muda
- Warna merah belang segar (darah di paru-paru) akibat proses pemotongan adalah normal
- Tampak segar
- Seperti busa jika diraba
- Tidak melekat pada ruang dada saat dikeluarkan
- Permukaan mengkilap jika terkena cahaya
- Tidak berbungkul dan selaput paru-paru tidak menebal
5. Usus dan Lambung
- Berwarna krem
- Tidak ditemukan cacing di dinding lambung
- Usus tidak berwarna merah karena berdarah
Setelah memilih jeroan yang baik dan layak konsumsi, jangan lupa untuk memasak hingga benar-benar matang
(elk/tgm)