Jakarta -
Hipertensi adalah istilah kesehatan yang merujuk pada tekanan darah tinggi. Kondisi ini seringkali tidak memiliki gejala namun dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius, sehingga kerap disebut sebagai silent killer.
Penting untuk memeriksakan tekanan darah secara teratur untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan. Ketahui beberapa jenis hipertensi dan kondisi keadaan daruratnya berikut ini.
Jenis-jenis Hipertensi
Pada hipertensi yang umum terjadi, gejalanya mungkin tidak dirasakan. Berikut beberapa jenis-jenis hipertensi:
1. Hipertensi Primer
Menurut Dr. Eduardo Sanchez dalam video Youtube dari American Heart Association menyatakan, tahap ini primer adalah hipertensi yang paling umum terjadi. Jenis hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dengan jelas.
American Heart of Association menyatakan bahwa kombinasi faktor genetika, usia, dan gaya hidup menjadi faktor risiko dari hipertensi primer. Adapun beberapa gaya hidup yang bisa menyebabkan hipertensi primer di antaranya merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan kurangnya olahraga.
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder menggambarkan tekanan darah tinggi dengan penyebab yang bisa diidentifikasi atau kondisi yang mendasarinya.
Dikutip dari laman American Academy of Family Physicians (AAFP), sekitar 5-10 persen kasus hipertensi tergolong dalam hipertensi sekunder. Jenis hipertensi ini lebih umum terjadi pada orang yang lebih muda.
Beberapa penyebab mendasar dari hipertensi sekunder meliputi:
- Stenosis arteri ginjal atau penyempitan arteri yang memasok darah ke ginjal
- Penyakit kelenjar adrenal, seperti Sindrom Cushing, hiperaldosteronisme, feokromositoma
- Apnea tidur obstruktif
- Gangguan tiroid
- Kelainan jantung bawaan, seperti koarktasio aorta.
3. Hipertensi Resisten
Hipertensi resisten adalah jenis hipertensi yang mungkin tidak merespon pengobatan atau memerlukan beberapa pengobatan untuk mengendalikannya. Dikutip dari laman Medical News Today, dokter akan menganggap seseorang memiliki hipertensi resisten saat tekanan darahnya tetap di atas target. Pengidapnya akan mengonsumsi tiga obat penurun darah yang berbeda, seperti diuretik
4. Hipertensi Sistolik Terisolasi
Hipertensi sistolik terisolasi terjadi saat tekanan darah sistolik seseorang naik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya turun di bawah 90 mm Hg. Hingga 15 persen orang berusia 60 tahun atau lebih mungkin mengalami hipertensi sistolik ini.
5. Hipertensi Maligna
Hipertensi maligna mengacu pada hipertensi yang merusak tubuh seseorang. Ciri-ciri utamanya yaitu:
- Tekanan darah sistolik pada atau di atas 180 mmHg
- Tekanan darah diastolik pada atau di atas 120 mmHg
- Kerusakan pada beberapa organ
Keadaan Hipertensi Darurat dan Gejalanya
Meskipun jenis-jenis hipertensi tersebut seringkali tidak memiliki gejala, pada kondisi hipertensi darurat, beberapa gejala bisa diidentifikasi. Berikut di antaranya:
- Nyeri dada
- Pusing
- Perubahan dalam penglihatan
- Kesulitan berbicara
- Sesak napas
Kondisi darurat terjadi saat tekanan darah di atas 180/120 mmhg. Saat ini, penting untuk memeriksakan diri ke dokter.
Untuk itu, melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin perlu dilakukan. Hal tersebut untuk menjaga tekanan darah di angka yang stabil dan mencegah hipertensi memicu kondisi kesehatan yang berbahaya.
"Bila sudah didiagnosis hipertensi, pemeriksaan diperlukan untuk melihat dampaknya pada organ, terutama jantung dan ginjal," kata Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Berlian Idriansyah Idris, SpJP kepada detikcom
Senin (16/6/2025).
(elk/tgm)