Jakarta -
Nyeri lutut bukan cuma dialami oleh atlet atau orang tua. Nyatanya, pekerja kantoran yang lebih sering duduk terlalu lama, maupun mereka yang aktif bergerak di lapangan, juga bisa mengalaminya.
Sendi lutut berfungsi menopang berat badan dan mendukung berbagai aktivitas fisik. Saat ada beban berlebih, postur tubuh yang kurang tepat, atau minim peregangan, lutut bisa mengalami gangguan yang memicu rasa sakit dan menurunkan produktivitas harian.
Kondisi ini juga kerap muncul saat seseorang aktif berolahraga seperti jogging, futsal, atau mendaki gunung. Karena sering digunakan, lutut rentan cedera dan mengalami nyeri, baik saat berjalan, menekuk, maupun saat istirahat. Jika nyeri berlangsung terus-menerus, bisa jadi itu merupakan sinyal bahwa lutut memerlukan pemeriksaan medis.
Dokter Spesialis Ortopedi di Mayapada Hospital Surabaya, dr. Reyner Valiant Tumbelaka, M.Ked.Klin., Sp.OT menjelaskan nyeri lutut yang tidak normal bisa muncul akibat berbagai kondisi.
"Nyeri lutut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera ligamen seperti robekan pada ligament anterior cruciatum (ACL) yang menyebabkan lutut jadi tidak stabil dan nyeri tajam, bursitis atau peradangan pada bantalan sendi, hingga masalah pada tulang rawan," ujar dr. Reyner dalam keterangan tertulis, Rabu (25/6/2025).
Ia mengungkapkan nyeri lutut yang menetap dalam jangka waktu lama patut diwaspadai, terutama jika disertai pembengkakan, muncul bunyi 'kletak' saat digerakkan, atau sulit diluruskan maupun ditekuk. Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya gangguan serius pada sendi yang memerlukan penanganan medis.
Untuk mengetahui penyebab pasti, pemeriksaan lanjutan seperti rontgen, MRI, atau CT scan biasanya dibutuhkan. Pemeriksaan ini akan membantu dokter melihat kondisi anatomi lutut secara detail dan menentukan langkah penanganan yang tepat.
"Penanganan nyeri lutut umumnya dimulai dengan terapi non-operatif seperti pemberian obat anti-inflamasi, obat anti-radang (kortikosteroid) yang disuntikkan ke bagian sendi yang sakit, hingga fisioterapi. Jika kondisi tidak membaik dengan pengobatan awal, Tindakan operatif seperti Arthroscopy untuk melihat dan menangani masalah sendi, atau dapat pula dilakukan tindakan Total Knee Replacement (TKR) yang mengganti sendi lutut dengan implan khusus dari logam atau plastik," jelasnya.
Untuk hasil yang lebih presisi dan aman, Mayapada Hospital Surabaya kini menghadirkan teknologi robotik VELYS™ Robotic-Assisted Solution dalam tindakan bedah lutut. Teknologi ini memungkinkan visualisasi anatomi dan pergerakan lutut secara real-time dalam format 3D selama prosedur berlangsung, sehingga pemasangan implan dapat dilakukan secara presisi dan seimbang.
Teknologi ini hadir di layanan Orthopedic Center Mayapada Hospital Surabaya, yang didukung tim dokter ortopedi berpengalaman. Prosedur dengan bantuan robotik ini memberikan banyak manfaat bagi pasien, mulai dari risiko komplikasi yang lebih rendah, pemulihan yang lebih cepat, hingga kenyamanan bergerak setelah operasi.
"Teknologi robotik membantu dokter mengambil tindakan yang lebih tepat, sesuai kondisi tiap pasien. Bagi pasien sendiri, dapat merasakan manfaatnya langsung, dengan risiko komplikasi lebih rendah, pemulihan jadi lebih cepat, dan gerak pascaoperasi pun terasa lebih nyaman, dan pasien dapat lebih cepat kembali beraktivitas," lanjutnya.
Dr. Reyner mengatakan pasien juga mendapatkan pendampingan selama masa pemulihan melalui program rehabilitasi yang dipandu oleh tim fisioterapis profesional.
Orthopedic Center Mayapada Hospital Surabaya menawarkan layanan komprehensif bagi pasien dengan keluhan nyeri lutut, mulai dari deteksi dini, diagnosis, tindakan medis, hingga perawatan pasca operasi. Bagi masyarakat di Surabaya dan sekitarnya, konsultasi bisa dilakukan langsung dengan dokter-dokter ortopedi di fasilitas ini, dengan pilihan terapi yang modern dan terintegrasi.
Pelayanan kesehatan di Mayapada Hospital Surabaya berfokus pada prinsip patient-centered care. Didukung oleh tim multidisiplin serta Orthopedic Board dari Mayapada Healthcare, setiap pasien akan mendapatkan pendekatan yang terstandar, berbasis inovasi, dan sesuai dengan kebutuhan individual.
"Kami mengutamakan pelayanan kesehatan yang berpusat pada pasien (patient-centered care) melalui tim dokter multidisiplin berpengalaman di Orthopedic Center Mayapada Hospital Surabaya. Layanan ini didukung oleh Orthopedic Board yang terdiri dari dokter spesialis dan subspesialis ortopedi Mayapada Healthcare, yang berkolaborasi dalam inovasi layanan, pengembangan tenaga medis, dan standarisasi pelayanan Orthopedic Center di seluruh unit. Kehadiran teknologi medis mutakhir, juga akan meningkatkan kenyamanan pasien (patient experience) dan keamanan pasien (patient safety)," pungkasnya.
Untuk memperoleh penanganan yang tepat, pasien kini dapat dengan mudah menjadwalkan konsultasi dokter melalui aplikasi MyCare. Aplikasi ini memungkinkan pengguna melihat jadwal praktek dokter serta lokasi unit Mayapada Hospital terdekat. Selain itu, MyCare juga dilengkapi fitur Personal Health yang membantu memantau kebugaran tubuh, mulai dari penghitungan langkah harian, kalori terbakar, detak jantung, hingga Body Mass Index (BMI).
Beragam edukasi kesehatan dan informasi promo layanan kesehatan Mayapada Hospital juga tersedia dalam fitur Health Articles & Tips di aplikasi ini. Aplikasi MyCare bisa diunduh secara gratis melalui Google Play Store dan App Store. Pengguna baru berkesempatan mendapatkan reward point yang dapat ditukarkan dengan potongan harga untuk berbagai pemeriksaan di seluruh jaringan Mayapada Hospital.
(akn/ega)