Jakarta -
Pernahkah mendengar istilah 'gancet'? Kondisi medis langka yang terjadi ketika alat kelamin pria tidak bisa lepas saat berhubungan seksual.
Kondisi ini seringkali dikaitkan dengan hal-hal mistis hingga membuat ngeri orang-orang. Sebenarnya apa sih yang terjadi ketika pasangan mengalami gancet?
Penyebab Gancet
Fenomena gancet bukanlah hal mistis. Kondisi ini disebabkan oleh penis captivus dan vaginismus. Penis captivus merupakan kondisi ketika penis terperangkap, sementara vaginismus merupakan kondisi ketika vagina mengalami kekakuan otot dinding vagina yang tak bisa dikendalikan oleh pasien, sehingga terjadi gagal penetrasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter spesialis obstetri ginekologi dan praktisi medis vaginismus dr Robbi Asri Wicaksono menuturkan gancet adalah fenomena yang sangat jarang terjadi. Ini dikarenakan pada masalah vaginismus, penetrasi biasanya tidak bisa dilakukan sama sekali.
"Fenomena gancet sebetulnya kejadiannya sangat jarang. Sangat jarang, angka persisnya saya sendiri belum menemukan secara ilmiah," kat dr Robbi dalam sebuah wawancara dengan detikcom beberapa waktu lalu.
Mungkinkah Gancet Memicu Kematian?
dr Robbi menuturkan pasangan yang mengalami gancet memerlukan pertolongan dengan cepat. Jika menemukan kasus seperti ini, sebaiknya pasangan segera dibawa ke rumah sakit, bukan justru diejek-ejek.
Menurutnya, kematian ketika gancet mungkin saja terjadi. Risiko ini muncul ketika pasangan kehabisan napas akibat tubuh yang saling menumpuk.
"Bila Anda menemukan kasus seperti itu segera bawa mereka ke UGD rumah sakit dengan fasilitas kamar operasi. Kamar operasi ini bukan untuk pasien dilakukan operasi. Tapi dua pasien itu harus dilakukan pembiusan total," kata dr Robbi.
"Bahkan berita tahun 70-an, dua orang (gancet) ini sampai meninggal dunia. Karena apa? Secara medis dua orang bertumpuk seperti itu akan terjadi gangguan pada rongga dada, pada pernapasan. Pada akhirnya, orang-orang ini meninggal karena tidak bisa bernapas satu sama lain," sambungnya.
Penyebab dan Gejala Vaginismus
Dikutip dari Cleveland Clinic, peneliti belum mengetahui secara pasti penyebab vaginismus. Salah satu dugaannya, rasa takut akan hubungan seksual yang menyakitkan menyebabkan otot dasar panggul menegang secara otomatis saat melakukan penetrasi.
Hal ini dapat menciptakan siklus berulang antara rasa takut, ketegangan, dan rasa sakit. Beberapa faktor mental dan fisik yang berkontribusi pada vaginismus meliputi:
- Pengalaman negatif pemeriksaan panggul atau persalinan
- Pengalaman seksual yang menyakitkan
- Kecemasan atau ketakutan terhadap hubungan seksual
- Keyakinan atau perasaan negatif tentang hubungan seksual
- Nyeri panggul, misalnya akibat infeksi atau operasi
- Pelecehan atau kekerasan seksual
dr Robbi menuturkan tanda-tanda vaginismus biasanya muncul ketika berhubungan intim. Salah satu ciri utamanya adalah pasangan kesulitan melakukan penetrasi.
Menurut dr Robbi, kondisi ini juga dapat memicu rasa nyeri ketika berhubungan intim, apabila tidak ada lubrikasi atau pelumasan yang baik.
"Tanda terbanyak memang diketahui saat aktivitas seks. Jadi kalau perempuan sudah mengalami masalah dengan penetrasi seksual, misalnya kendala seperti bisa masuk tapi sulit, bisa masuk tapi tidak konsisten, bisa masuk tapi hanya setengah, bisa masuk tapi selalu sakit walau lubrikasinya sudah ditambahkan," ujar dr Robbi.
Rasa nyeri akibat vaginismus juga dapat muncul ketika wanita menggunakan menstrual cup atau tampon.
"Orang-orang dengan vaginismus ini diketahuinya dari situ dan memang secara medis mengkonfirmasi vaginismus dari yang sudah dialami sendiri oleh penderita," pungkasnya.
(avk/suc)